perbincangan singkat dengan kakak saya kemarin membuat saya sedikit berfikir. tentang situasi dan kondisi, perasaan, dan segalanya yang telah dan sedang terjadi dalam hidup saya.
dia sedikit mengkhawatirkan kondisi saya yang sedang tidak berhubungan dengan siapapun, dia takut saya akan semakin lama berada di zona nyaman saya, yang kemudian menyebabkan saya, katakan saja, "mati rasa".
setelah saya pikir-pikir, saya memang sedang berada di zona nyaman saya, kastil ternyaman saya. kastil di balik tembok tinggi yang lagi-lagi sedang saya bangun. sendiri, jauh dari orang lain, jauh dari aktivitas sosial.
saya pernah berada di sana, dan tembok saya sering diketuk oleh orang-orang yang, terima kasih Tuhan telah mengirimkan mereka, khawatir dengan saya. mereka meminta saya keluar dari zona nyaman. to live my life.
apa yang terjadi kemudian? I tried to trust people, some are my new best friends, some leave another scars in my heart.
saya tidak lagi percaya dengan orang baru. khusunya, lelaki.
trauma? mungkin. entah setiap saya dekat dengan orang-orang baru, saya merasa harus kembali menjauh. menjauh dari dunia. saya tidak berani mengambil resiko mendapatkan another scars di hati saya.
saya memang tidak ingin menjadi mati rasa, hanya saja saya merasa perlu menyendiri. untuk menata hidup yang sempat berantakan, menata hati.
akan ada masanya, saya akan kembali mencoba. akan ada masanya, saya bersama dengan seseorang. tapi bukan sekarang.
Regards,
n
Tidak ada komentar:
Posting Komentar